di malam hari, yang ada sedikit bintang
aku menemukan diriku penuh oleh rasa kabung
dalam dadaku, merasuk segala ingatan tentang kau
segala ingatan tentang kita.
tapi bukan denganku, pejammu berlabuh,
bukan denganku aromamu kaubagi,
bukan denganku hangat tubuhmu bersentuh,
bukan denganku hadirmu.
perempuan itu dalam dekapmu,
sehangat selimut beruang menghangatkan tubuhku,
sehangat mentari dalam rengkuhan langit pagi yang biru,
sehangat itu dia dalam pelukmu.
gigil aku menanti suhu hangat tubuh itu menyentuhku,
tapi tiada.
tatkala malam datang, kau pergi.
serupa lembayung senja yang tatkala malam datang, dia pergi.
menunggu pagi tak pernah semenyiksa ini,
menunggu pagi tak pernah sesukar ini,
sebelum kau menjelma kenangan,
menunggu pagi adalah buang-buang waktu yang berarti.
kini tiada lagi waktu itu
dekapmu bukan lagi milikku
perempuan yang sedang dalam pelukanmu itu, kini dia yang miliki dekapmu.
dekap yang sehangat tenang daripada semilir angin,
dekap yang takkan pernah dijual di kedai kopi atau toko buku.
dekap yang kurindukan.
lirik lagu ini bukan tentang kau dan perempuanmu,
hanya saja judulnya seperih kelihatannya.
Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Aku Iri.